Senin, 27 Oktober 2014

Peranan Sifat Keterbukaan dalam Ragam Bahasa & Macam-macam Wacana Ilmiah

  • Peranan Sifat Keterbukaan dalam Ragam Bahasa Lisan.
Adanya keterbukaan dalam bahasa lisan dapat meninbulkan bahasa yang komunikatif antara komunikan dan komunikator yaitu dengan cara  menempatkan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai dengan pilihan kata yang tepat untuk mencapai tujuan dimana pendengar mudah mengerti dan memahami isi pembicaraan.
  • Pengucapan bunyi-bunyi Bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengaran.
Berhubungan dengan “Ketepatan Ucapan” dimana Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik.pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dianggap cacat bisa mengalihkan perhatian pendengar.Sehingga tidak terjadi bahasa yang komunikatif dan efektif.
Contohnya :
  1. Berbicara dengan nada yang tinggi dapat menimbulkan kesalahan persepsi orang lain karena dianggap sedang marah dan kesal.
  2. Terlalu banyak bicara membuat orang bingung sehingga orang cenderung tidak memperhatikan.
  • Wacana Ilmiah
Adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya dan wacana yang memiliki aturan dan menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Contoh makalah, laporan tesis dan skripsi.

Contohnya :
Tumbuhan Akuatik

     Tumbuhan akuatik adalah tumbuhan yang berhabitat di lingkungan air. Tumbuhan ini sangat mudah kita jumpai karena habitatnya yang mudah di temui oleh setiap orang. Tumbuhan akuatik disebut juga tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes. Dibandingkan dengan jenis tanaman seperti mesophytes dan xerophytes, hydrophytes tidak ada masalah dalam menahan air karena banyaknya air dalam lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup.
Ciri-ciri :
  1. Kutikula tipis. Hal ini bertujuan untuk mencegah kehilangan air.
  2. Sel stomata pada umumnya tidak aktif. Hal ini dikarenakan tumbuhan akuatik tidak memerlukan banyak kontrol dalam siklus air.
  3. Peningkatan jumlah stomata. Hal ini bertujuan untuk siklus pengeluaran air pada tumbuhan tersebut untuk menghindari kelebihan air.
  4. Flat daun pada permukaan tanaman untuk pengapungan.
  5. Mempunyai akar yang kecil agar air dapat tersebar langsung ke daun.
  6. Akar dapat mengmbil oksigen langsung dari dalam air.
Beberapa jenis tanaman air :
  1. Lotus : Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah
  2. Teratai : Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah, biasanya diletakkan dalam pot tanah liat yang melebar. Daun teratai akan besar jika cukup zat makanan dan pupuk, daunnya akan terbentang dam membesar di atas permukaan air.
  3. Kapu-kapu : Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah. Tanaman jenis ini tidak dapat terkena sinar matahari langsung dan tidak bisa mendapatkan terlalu banyak air, agar daunnya tidak cepat hancur.
Keterangan :
Tumbuhan Akuatik : Tumbuhan air
Tumbuhan Mesophytes : Tumbuhan yang hidup pada suhu rata-rata dan
kelembaban yang cukup.
Tumbuhan Xerophytes : Tumbuhan yang hidup pada habitat kering.
Kutikula : Kulit tumbuhan
Stomata : Mulut daun
  • Wacana Semi Ilmiah
Sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.

Contoh : 

Jakarta – Perombakan menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II tinggal menghitung hari. Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengungkapkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mengantongi nama-nama calon menteri barunya.
“Semua (nama calon menteri-red) sudah ada di kantong beliau,” ujar Anas di sela-sela menyaksikan turnamen Volly ‘Saan Mustopa Cup’ di Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, sebagaimana rilis yang diterima detikcom, Minggu (2/10/2011).

Anas mengatakan, Presiden sudah menyatakan bahwa ia akan melakukan penyegaran kabinet dan untuk itu Partai Demokrat mempersilakan Presiden memilih siapa figur yang dinilainya tepat untuk membantu.“Jadi perombakan kabinet ini konteksnya untuk peningkatan kinerja. Siapa pun orangnya, kita serahkan kepada Presiden,” kata mantan anggota Komisi Pemilihan Umum ini.

Anas kembali mengingatkan bahwa perombakan kabinet itu hak prerogatif presiden, yang tidak perlu dipolemikkan secara berlebihan. Partai Demokrat, katanya, akan mendukung semua nama calon menteri yang telah dipilih presiden karena presiden pasti mempunyai pertimbangan yang matang sebelum memilih seseorang.

Ditanya soal sejumlah kader Partai Demokrat di kabinet yang banyak dinilai negatif masyarakat, Anas justru berpendapat sebaliknya. “Kader kami sudah sangat baik,” ujar Anas membela.
Namun yang jelas, kata Anas, pasca perombakan kabinet nanti para menteri dituntut agar semakin produktif dan mampu menerjemahkan berbagai program kerja pemerintahan dengan baik dan efisien.
  • Wacana Non Ilmiah
Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

Ciri-ciri karangan nonilmiah:
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • Fakta yang disimpulkan subyektif,
  • Gaya bahasa konotatif dan populer,
  • Tidak memuat hipotesis,
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • Bersifat imajinatif,
  • Situasi didramatisir, dan
  • Bersifat persuasif.
Contoh :
  • Dongeng
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern.
  • Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
  • Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italianovella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
  • Drama
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Referensi :
http://bangkit-kurniawan.blogspot.com/2012/11/bahasa-indonesia-wacana-ilmiah-non.html
http://indraharja.wordpress.com
http://abdulrochmancr7.blogspot.com/2013/04/karangan-ilmiahnon-ilmiahilmiah-populer.html

Senin, 30 Juni 2014

Perubahan & Pengembangan Organisasi

Berkembang adalah tuntutan agar tetap dapat hidup.  Proses perkembangan selalu berimplikasi terjadi perubahan.  Perubahan adalah keniscayaan,  sebagai konsekuensi dari perkembangan.  Perkembangan dapat ke arah positif maupun kearah negatif.  Perkembangan ke arah positif memberikan kekuatan bagi organisme (manusia atau organisasi) untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan.  Perkembangan kearah negatif,  karena hakekat alamiah maupun karena salah pengelolaan,  akan mengakibatkan kemunduran dan bahkan kematian.  Pengembangan yang didesain akan menghasilkan peluang lebih besar menuju ke arah positif.

Perubahan lingkungan yang demikian cepat tidak lagi dapat diatasi dengan proses perkembangan yang alamiah dan mengalir mengikuti arus’.  Desain pengembangan untuk mewujudkan perubahan yang terencana sangat dibutuhkan agar organisme (manusia maupun organisasi) dapat berkembang ke arah positif dan mampu menghadapi lingkungannya.

Langkah-langkah Perubahan
  • Mengadakan pengkajian, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang antara lain, politik, ekonomi, teknologi, hokum, social budaya dan sebagainya
  • Mengadakan identifikasi, yang perlu di identifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi . setiap factor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat
  • Menetapkan perubahan : sebelum langkah langkah perubahan diambil , pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya
  • Menentukan strategi, apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin orgganisasi harus segera menyusun strategi untuk mewujudkannya
  • Melakukan evaluasi, untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negative , perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh positif terhadap organisasi dan apabila sebaliknya berarti negative
  • Mengadakan perubahan struktur organisasi
  • Mengubah sikap dan perilaku pegawai
  • Mengubah tata aliran kerja
  • Mengubah peralatan kerja
  • Mengubah prosedur kerja
Implikasi Manajerial

Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini. Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.

Budaya Organisasi

Budaya organisasi sebagai istilah deskriptif
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

  • Batas, Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.
  • Identitas, Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
  • Komitmen, Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.
  • Stabilitas, Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
  • Pembentuk sikap dan perilaku, Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi terakhir inilah yang paling menarik.

Karakteristik Budaya Organisasi
  • Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
  • Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
  • Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  • Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
  • Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
  • Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
  • Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
Tipe Budaya Organisasi
Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.

2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

Senin, 12 Mei 2014

Desain dan Struktur Organisasi

  • Struktur Organisasi
Struktur  organisasi adalah sistem formal dari tugas-tugas dan hubungan pelaporan pertanggungjawabannya, dimana sistem tersebut menentukan bagaimana para anggota berorganisasi menggunakan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasi.
Menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelommpokan, dan dikoordinasikan secara formal. Ada elemen penting yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika mereka mendesain struktur organisasi. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1.)    Spesialisasi pekerjaan
2.)    Departementalisisai
3.)    Rantai perintah
4.)    Rentang kendali
5.)    Sentralisasi dan desentralisasi
6.)    Formalisasi
  • Departementalisisai
Departementalisasi adalah usaha mengelompokkan aktivitas-aktivitas orang-orang ke dalam departemen-departemen. Salah satu cara yang paling popular untuk mengelompokkan kegiatan adalah berdasarkan fungsi yang dilaksanakan. Keuntungan utama dari pengelompokan ini adalah meningkatkan efisiensi dengan menempatkan spesialis secara bersama-sama. Tugas-tugas juga dapat didepartementalisasikan berdasarkan jenis produk, atas dasar geografi atau wilayah, dan yang terakhir adalah menggunakan jenis pelanggan yang dicari organisasi.
  • Model-Model Desain Organisasi
1.)    Organisasi lini atau garis, di mana ootoritas mengalir dari puncak organisasi dilimpahkan kepada unit-unit organisasi di bawahnya dalam semua sector pekerjaan. Dan pertanggung jawaban juga mengalir dari bawah hingga ke tingkat yang paling atas secara bertahap bberdasarkan hierarkhis.
2.)    Organisasi lini dan staf, di samping otoritas berasal dari pimpinan puncak dan dilimpahkan kepada unit di bawah secara hirarkhis dalam semua unit kerja, juga ada satuan unit organisasi yang membantu pimpinan dalam bidang tertentu tanpa ia ikut serta dalam otoritas lini.
3.)    Organisasi fungsional, adalah organisai di mana otoritas pimpinan puncak didelegasikan kepada unit-unit organisasi hingga ke paling bawah dalam bidang pekerjaan tertentu dan masing-masing pimpinan unit mempunyai otoritas secara fungsional untuk memerintah semua pelaksana dari semua unit sepanjang berhubungan dengan pekerjaannya
4.)   Organisasi lini-fungsional, memperlihatkan ciri organisasi lini dan organisasi fungsional.
5.)   Organisasi lini-staf-fungsional, memperlihatkan ciri-ciri organisasi lini dan sifat serta organisasi fungsional.
  • Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Struktur organisasi harus dirancang untuk memperjelas lingkungan, sehingga semua orang tahu, siapa yang harus melakukan, dan siapa yang harus bertanggung jawab atas hasil. Untuk menghilangkan atas kebingungan dan ketidaktentuan tugas, serta untuk melakukan komunikasi dalam pengambilan keputusan agar tujuan organisasi tercapai.


Kamis, 01 Mei 2014

Kepemimpinan & Faktor yang Mempengaruhinya

A. Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau dipacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini

1. Teori Genetis (Keturunan), Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan bakat bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.

2. Teori Sosial, Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis, Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. 

Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s).

B. Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan.

1. Tipe Otokratis, Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis, Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis, Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik, Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma

5. Tipe Demokratis, Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

1. Faktor Internal, Sebagai seorang pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter unik yang membedakannya dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin. Ada karakter bawaan yang menjadi ciri pemimpin sebagai individu, ada kompetensi yang terbentuk melalui proses pematangan dan pendidikan.

2. Faktor Eksternal, Faktor eksternal jika dikaitkan dengan formula Hersey dan Blanchard, adalah faktor bawahan dan situasi. Faktor bawahan adalah faktor yang disebabkan oleh karakter bawahan, di dalamnya terkait dengan status sosial, pendidikan, pekerjaan, harapan, ideologi, agama dll. 

Rabu, 30 April 2014

Pengambilan Keputusan & Faktor yang berpengaruh dalam Organisasi

Keputusan : adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.

Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan. Dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan.Definisi pengambilan keputusan adalah : pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. Dan keputusan di dalam manajemen dibagi 2 :

1.    Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang-ulang dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan pemesanan barang.

2.   Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain merupakan contoh keputusan tidak terprogram.

2.Dasar Pengambilan Keputusan   


a. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.


Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan


b. Pengambilan Keputusan RasionalPengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.

c. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari.


d. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

e. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.


3.Jenis-Jenis Keputusan

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

a.   Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.

b.   Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.

4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan

1.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.


Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)  menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.

Sabtu, 12 April 2014

Organisasi di Sekitar Kita & Peran Komunikasi dalam Organisasi

RT (rukun tetangga). Tentunya di lingkunganmu terdapat rukun tetangga bukan? Siapakah ketua RT di lingkunganmu? Rukun tetangga dibentuk oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan pada masyarakat di sekitarnya, misalnya pelayanan pembuatan KTP dan urusan administrasi lainnya. Warga baru yang ada di suatu RT wajib melaporkan diri ke ketua RT agar tercatat sebagai warga baru di RT tersebut. Bahkan orang lain atau tamu yang menginap di sebuah keluarga pun juga harus lapor pada ketua RT, untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

RW (rukun warga). Rukun warga (RW) merupakan gabungan dari beberapa rukun tetangga (RT). Rukun warga ini dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar RW tersebut. Rukun warga biasanya dipimpin oleh ketua RW yang dipilih oleh ketua-ketua RT atau perwakilan dari warga RT yang tergabung dalam wilayah RW tersebut.

Karang taruna. Karang taruna merupakan organisasi para pemuda atau remaja di suatu desa atau kelurahan. Fungsi dari organisasi ini adalah sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan. Biasanya kegiatan karang taruna meliputi kegiatan-kegiatan positif, misalnya olahraga, kerja bakti, bakti sosial, kesenian, membantu acara warga yang mempunyai hajat, keagamaan, dan lainlain. Di dalam organisasi juga terdapat beberapa pengurus seperti ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain.

Desa atau kelurahan. Desa atau kelurahan merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah tertentu. Desa mempunyai wewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Pengertian tentang desa atau kelurahan diatur oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Suatu desa dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih langsung oleh masyarakat suatu desa tersebut. Kepala desa dibantu oleh perangkat desa, seperti sekretaris dan perangkat lainnya. Sedangkan kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang diangkat oleh bupati atau wali kota atas usul camat.

BPD (Badan Permusyawaratan Desa) .Badan Permusyawaratan Desa adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membantu pengaturan dan penyelenggaraan pemerintah desa. Tugas dari Badan Permusyawaratan Desa ini biasanya membuat dan melaksanakan peraturan desa, menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa serta menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa adalah organisasi yang bertugas menetapkan peraturan desa bersama kepala desa. Selain sebagai pembuat peraturan desa, BPD juga bertugas untuk menampung dan menyalurkan aspirasi warga desa.

Dewan kelurahan. Dewan kelurahan merupakan organisasi yang dibentuk di tingkat kelurahan. Tugas dari dewan kelurahan ini adalah memberi masukkan kepada kepala kelurahan, terutama yang berkaitan dengan aspirasi masyarakat. Ketua dewan kelurahan biasanya diambil dari tokoh masyarakat yang tinggal di wilayah kelurahan.

PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). PKK merupakan organisasi kewanitaan, biasanya beranggotakan ibu-ibu. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Posyandu. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan organisasi yang didirikan untuk memberikan pelayanan terpadu kepada balita dan ibu-ibu yang sedang melaksanakan program Keluarga Berencana. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan bayi, penimbangan bayi, pemberian makanan tambahan bagi bayi, imunisasi bayi, konsultasi kesehatan, dan lain-lain.

Masih banyak organisasi yang ada disekitar kita yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Tapi dibalik itu semua faktor Komunikasi antar anggota sangatlah penting. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka tidak akan ada organisasi yang baik pula. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam penyelesaian suatu masalah dalam organisasi, baik itu masalah kecil ataupun besar bobotnya. Karena didalam organisasi terdapat beberapa anggota yang memiliki pemikiran berbeda satu sama lain. Saya berpendapat demikian karena saya baru terjun kedalam organisasi ketika menjadi mahasiswa di Gunadarma. Saya sekarang berada dalam kestrukturan HIMSI (HIMPUNAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI) Universitas Gunadarama. Saya menjabat sebagai anggota Sekbid Bidang TIK. Jadi Organisasi dan komunikasi adalah satu kesatuan yang  tidak bisa dipisahkan.