Para ahli membedakan motivasi ke dalam 2 (dua) kategori utama, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Saat suatu tingkah laku dilakukan oleh seseorang karena sesuatu yang
berasal dari dalam dirinya sendiri, misalnya minat dan rasa ingin
tahunya, atau bahkan karena ia menikmatinya, maka motivasi ini
dikategorikan sebagai motivasi intrinsik. Seseorang yang jauh-jauh pergi
berkendaraan, kemudian berkemah di tepi sungai dan memancing karena
begitu menikmati suasana sedemikian adalah contoh orang yang termotivasi
secara intrinsik.
Berbeda sekali dengan apa yang disebut sebagai motivasi ekstrinsik, di mana pada motivasi
jenis ini seseorang melakukan suatu tingkah laku karena adanya faktor
yang bukan berasal dari dalam dirinya sendiri, tetapi lebih karena
lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang dapat memicu munculnya
motivasi ekstrinsik misalnya penghargaan dari orang lain, hukuman yang
akan diterima apabila ia tidak melakukan sesuatu, atau tekanan sosial,
dan sebagainya. Di dalam sebuah kelas, agar terbentuk komunitas belajar (learning community) yang efektif dan produktif,
maka guru harus pandai menggunakan motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran bagi siswa.
Berbagai teori tentang motivasi
dan hubungannya dengan belajar siswa telah diajukan oleh para ahli
psikologi pendidikan. Beberapa teori yang dimaksud antara lain teori
penguatan (reinforcement theory), teori kebutuhan (needs theory), teori kognitif (cognitive theory), dan teori belajar sosial (social learning theory).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar