Selasa, 21 Mei 2013

Perbedaan Budaya Asing & Budaya Indonesia

Setiap negara atau bahkan suatu daerah pasti memiliki budaya masing-masing yang sudah menjadi kebiasaan hidup bagi warganya. Kali ini saya sebagai warga Indonesia akan sedikit membahas perbedaan budaya Indonesia dengan budaya asing.

Perbedaan yang pertama yaitu sifat kebersamaan yang dimiliki orang Indonesia. Sifat ini merupakan ciri khas yang sudah turun-temurun dalam budaya Indonesia. Orang Indonesia lebih cenderung melakukan segala sesuatunya secara bergotong-royong / bersama-sama. Berbeda dengan Orang asing, mereka lebih bersifat individual. rasa peduli satu sama lain diantara mereka juga sangat kurang.

Soal tugas dan hubungan kerja. Di negara-negara seperti Kanada dan Amerika, setiap orang fokus dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara individualis. Jarang ditemui orang yang bersahabat di kantor sekaligus di luar kantor. Sementara di sisi lain, Indonesia misalnya, kita sangat mementingkan unsur kerjasama. Gotong-royong, RT/RW, dan banyak lagi. Kita sangat mementingkan hubungan yang baik yang bersifat jangka panjang, baik di kantor maupun di luar kantor.

Kebudayaan kita juga banyak keunggulannya. Kita menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun. Sebagai contoh orang barat dengan tidak ada rasa malu mempertontonkan adegan berciuman bibir di depan umum. Mereka juga terbiasa berjemur hampir tanpa berbusana. Memang hal itu sudah menjadi budaya mereka sehingga akan menjadi hal yang wajar.

Pada Intinya setiap Budaya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tergantung bagaimana kita menyikapinya sebagai manusia.

Selasa, 07 Mei 2013

Kesalah Pahaman antara "Ibu & Anak"


Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita temui hal yang menyangkut tentang masalah konflik dan perselisihan. Terutama dalam keluarga. Pendapat atau argumentasi seorang anak dan orang tua biasanya memiliki kecenderungan perbedaan yang cukup signifikan terutama dalam pola pikirnya. Berikut ini adlah contoh kasus tentang Perselisihan antara Ibu & Anak.

Seorang anak yang bernama Rani (16 Tahun) yang duduk di bangku kelas 1 SMA mempunyai teman baik yang bernama Sabrina (16 Tahun). Persahabatan mereka sangat kuat bahkan setiap malam mereka berdua selalu belajar bersama. Tetapi Rani membuat kesalahn karean setiap kali ia keluar dengan Sabrina dia tidak pernah meminta izin terlebih dahulu kepada ibunya. Otomatis ibunya pun berpikiran macam-macam bahkan berpikiran negatif tentang temannya Rani yaitu Sabrina.

Suaru hari ibunya mengajak Rani untuk berbicara empat mata dan menyuruh Rani untuk menjauhi temannya tersebut. Rani pun menolak keras permintaan ibunya dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi bahwa ia keluar malam untuk belajar bersama, bukan untuk melakukan hal yang negatif. Tetapi sang Ibu pun tetap pada pendiriannya menyuruh Rina untuk menjauhi Sabrina.

Keesokan harinya Rani menceritakan apa yang dikatakan oleh ibunya kepada Sabrina. Reaksi Sabrina tentu tidak terima dengan apa yang telah dituduhkan kepadanya. Dia pun marah kepada Rani. Rani menjadi sangat kesal terhadap ibunya. meraka pun tidak berbicara sama sekali dengan ibunya selama beberapa waktu. Ibunya pun tidak ada kemauan untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya tersebut.
  •     Komentar
Wajar apabila seorang ibu khawatir kepada anaknya. Itu semua karena rasa sayang yang begitu tinggi dari seorang ibu kepada anaknya. Tapi rasa khawatir yang berlebihan dapat membuat si anak kurang nyaman dalam melakukan aktifitasnya sebagai remaja karena menganggap kurangnya mendapat kepercayaan dari ibunya,
  •     Solusi
Hal tersebut bisa dihindari dengan cara lebih memperbanyak komunikasi antara ibu dan anak, agar nantinya tumbuh rasa saling memahami  satu sama lain. selain itu mungkin bisa dengan mengajak temannya bermain dirumah agar orang tua bisa lebih mengenali siapa saja yang berteman dengan anaknya.