Setiap negara atau bahkan suatu daerah pasti memiliki budaya masing-masing yang sudah menjadi kebiasaan hidup bagi warganya. Kali ini saya sebagai warga Indonesia akan sedikit membahas perbedaan budaya Indonesia dengan budaya asing.
Perbedaan yang pertama yaitu sifat kebersamaan yang dimiliki orang Indonesia. Sifat ini merupakan ciri khas yang sudah turun-temurun dalam budaya Indonesia. Orang Indonesia lebih cenderung melakukan segala sesuatunya secara bergotong-royong / bersama-sama. Berbeda dengan Orang asing, mereka lebih bersifat individual. rasa peduli satu sama lain diantara mereka juga sangat kurang.
Soal tugas dan hubungan kerja. Di negara-negara seperti Kanada dan
Amerika, setiap orang fokus dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara
individualis. Jarang ditemui orang yang bersahabat di kantor sekaligus
di luar kantor. Sementara di sisi lain, Indonesia misalnya, kita sangat
mementingkan unsur kerjasama. Gotong-royong, RT/RW, dan banyak lagi.
Kita sangat mementingkan hubungan yang baik yang bersifat jangka
panjang, baik di kantor maupun di luar kantor.
Kebudayaan kita juga banyak keunggulannya. Kita menjunjung tinggi
nilai-nilai sopan santun. Sebagai contoh orang barat dengan tidak ada
rasa malu mempertontonkan adegan berciuman bibir di depan umum. Mereka
juga terbiasa berjemur hampir tanpa berbusana. Memang hal itu sudah
menjadi budaya mereka sehingga akan menjadi hal yang wajar.
Pada Intinya setiap Budaya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tergantung bagaimana kita menyikapinya sebagai manusia.
Selasa, 21 Mei 2013
Selasa, 07 Mei 2013
Kesalah Pahaman antara "Ibu & Anak"
Dalam
kehidupan sehari-hari sering sekali kita temui hal yang menyangkut tentang
masalah konflik dan perselisihan. Terutama dalam keluarga. Pendapat atau
argumentasi seorang anak dan orang tua biasanya memiliki kecenderungan
perbedaan yang cukup signifikan terutama dalam pola pikirnya. Berikut ini adlah
contoh kasus tentang Perselisihan antara Ibu & Anak.
Seorang anak
yang bernama Rani (16 Tahun) yang duduk di bangku kelas 1 SMA mempunyai teman
baik yang bernama Sabrina (16 Tahun). Persahabatan mereka sangat kuat bahkan
setiap malam mereka berdua selalu belajar bersama. Tetapi Rani membuat kesalahn
karean setiap kali ia keluar dengan Sabrina dia tidak pernah meminta izin
terlebih dahulu kepada ibunya. Otomatis ibunya pun berpikiran macam-macam
bahkan berpikiran negatif tentang temannya Rani yaitu Sabrina.
Suaru hari
ibunya mengajak Rani untuk berbicara empat mata dan menyuruh Rani untuk
menjauhi temannya tersebut. Rani pun menolak keras permintaan ibunya dan
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi bahwa ia keluar malam untuk belajar
bersama, bukan untuk melakukan hal yang negatif. Tetapi sang Ibu pun tetap pada
pendiriannya menyuruh Rina untuk menjauhi Sabrina.
Keesokan
harinya Rani menceritakan apa yang dikatakan oleh ibunya kepada Sabrina. Reaksi
Sabrina tentu tidak terima dengan apa yang telah dituduhkan kepadanya. Dia pun
marah kepada Rani. Rani menjadi sangat kesal terhadap ibunya. meraka pun tidak
berbicara sama sekali dengan ibunya selama beberapa waktu. Ibunya pun tidak ada
kemauan untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya tersebut.
- Komentar
Wajar
apabila seorang ibu khawatir kepada anaknya. Itu semua karena rasa sayang yang
begitu tinggi dari seorang ibu kepada anaknya. Tapi rasa khawatir yang
berlebihan dapat membuat si anak kurang nyaman dalam melakukan aktifitasnya
sebagai remaja karena menganggap kurangnya mendapat kepercayaan dari ibunya,
- Solusi
Hal tersebut
bisa dihindari dengan cara lebih memperbanyak komunikasi antara ibu dan anak,
agar nantinya tumbuh rasa saling memahami
satu sama lain. selain itu mungkin bisa dengan mengajak temannya bermain
dirumah agar orang tua bisa lebih mengenali siapa saja yang berteman dengan
anaknya.
Langganan:
Postingan (Atom)