Jumat, 09 November 2012

Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah usaha untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu pengetahuan sangat berkaitan dengan teknologi. Teknologi adalah hasil dari suatu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia utuk mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan masalah yang belum tuntas.


Teknologi terus berkembang dalam membantu menyelesaikan berbagai aspek kehidupan, misalnya dengan teknologi sekarang kita cukup dengan menggunakan handphone untuk menghubungi orang yang jaraknya jauh dengan kita.

Pada zaman sekarang kita dapat dengan mudah dan cepat mengetahui informasi apaun dari manapun hanya dengan menggunakan internet. Masih banyak hal positif yang bisa didapat dari perkembangan teknologi. Namun teknologi juga memberikan dampak negatif dan banyak disalah gunakan oleh manusia seperti, penipuan yang banyak terjadi pada belanja online (online shopping). teknologi juga membuat manusia menjadi lebih malas dari sebelumnya karena menganggap segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan teknologi.

Selain itu teknologi juga bisa menyebabkan angka kemiskinan terus meningkat. dengan adanya teknologi. Pabrik-pabrik yang tadinya mempekerjakan buruh sebagai tenaga kerja, kini mulai menggunakan mesin. karena di anggap lebih efisien, cepat dan menguntungkan dibandingkan mempekerjakan buruh


Kamis, 08 November 2012

Prasangka Deskriminasi dan Etnosentrisme

Prasangka
Secara umum, kita dapat melihat bahwa prasangka mengandung tiga tipe.
  • Afektif     :  Berkaitan dengan perasaan yang negatif.
  • Kognitif   :  Selalu berpikir tentang sebuah stereotip.
  • Behavioral : Tindakan dalam bentuk deskriminasi.
Dapat disimpulkan bahwa prasangka merupak sikap negatif kepada kelompok tertentu dan difokuskan pada ciri-ciri negatif. Sikap ini menyebabkan terhambatnya hubungan anatara setiap kelompok.

Sebab-sebab timbulnya prasangka yaitu.
  • Latar belakang sejarah. 
  • Perkembangan kultural dan situasional. 
  • Faktor kepribadian. 
  • Perbedaan keyakinan, agama, dan kepercayaan.
Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah suatu kecenderungan yang menganggap nilai dan norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dijadikan sebagai tolak ukur untuk dibedakan dengan budaya lain. Etnosentrisme biasanya dilakukan secara tidak sadar. Gejala ini juga merupakan gejala sosial yang universal, yang pasti dirasakan oleh setiap individu. Oraqng-orang etnosentrisme biasanya merasa dirinya lah yang paling superior dan lebih unggul dibandingkan sekelilingnya. Dan memandang sekelilingnya sebagai inferior, lebih rendah, nista dsb. Sikap dasar ideology ini (chauvinisme) pernah dianut oleh orang-orang jerman pada zaman NAZI Hitler.

Agama dan Masyarakat

Agama dan masyarakat sangat erat berkaitan atu sama lain. hal tersebut dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah arti dan hakikat kehidupan tentang Tuhan. Agama sebagai suatu sistem yang menjadi panutan oleh manusia di dunia mempunyai hukum dan ketentuan yang berlaku umum, seperti banyaknya pendapat agama tentang kehidupan dunia seperti masalah keluarga, bernegara, konsumsi, produksi hari libur, prinsip waris, dan sebagainya.

Latar belakang sosial yang berbeda dari masyarakat agama membuat masyarakat memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaan pastinya berbeda-beda tergantung agama yang dianut oleh masing-masing individu.

Beberapa fungsi agama dalam masyarakat antara lain :
  1.  Agar kita dapat selalu ingat akan Tuhan, petunjuk bagaimana cara kita menjalani perintah Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
  2. Sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Artinya jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik, dengan kita  memiliki agama kita bisa disadarkan oleh ajaran dan agama yang kita anut untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik.
  3. Sebagai penyelaras hidup dalam masyarakat.

Rabu, 07 November 2012

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


Apabila kita berbicara tentang masyarakat, terutama jika kita mengemukakannya dari sudut antropologi, maka kita mempunyai kecenderungan untuk melihat 2 tipe masyarakat. Pertama adalah satu masyarakat yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja dan strukturnya. Kedua masyarakat yang sudah kompleks adalah mereka yang sudah mengenal ilmu pengetahuan modern dan teknologi.

Berdasarkan tempat tinggalnya masyarakat dibagi menjadi 2 :

1.       Masyarakat Perkotaan

Sering di sebut juga Urban Coummunity. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Mereka pada umumnya dapat mengurus diri sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang terpenting adalah manusia perorangan atau individu. Kehidupan keluarga di kota pun sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan paham dan kepentingan di setiap individu. Masyarakat kota lebih cenderung bekerja dalam suatu perusahaan yng dapat menggajinya setiap bulan.

2.       Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan sangat berbeda dengan masyarakat perkotaan. Masyarakat ini memiliki perasaan batin yang kuat antar sesamanya. Mereka beranggapan bahwa semua adalah keluarga yang tidak dapat dipisahkan. Mereka juga beranggapan bahwa mereka mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Sebagian besar masyarakat pedesaan memilih bertani sebagai mata pencaharian utama mereka.

Beberapa perbedaan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan·         
  • Jumlah dan kepadatan penduduk.
  • Lingkungan hidup.
  • Mata pencaharian.
  • Corak kehidupan sosial. 
  • Stratifikasi sosial. 
  • Mobilitas sosial. 
  • Pola interaksi sosial.
  • Solidaritas sosial, dan 
  • Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi sosial.
Pada akhirnya kedua jenis masyarakat ini tentu sangat berbeda dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat perkotaan lebih mementingkan kerja individu dibandingkan gotong royong yang dilakukan masyarakat pedesaan. Tetapi tidak sedikit masyarakat perkotaan yang masih mempertahankan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia.